Sidang Raya PGI tahun 2019 dalam diskusi publiknya yang disebut Bata Bokul Pulu Pamba yang artinya ruang bagi gereja-gereja dalam mendiskusikan pergumulan yang dihadapi bersama juga issu-issu penting yang muncul pada seputar sidang raya PGI. Kegiatan ini berlangsung di ruang GKS Waingapu pada Senin, 11 November 2019. Saya Ega Mawardin Sekjen MUKI, hadir dalam diskusi ini di Sidang Raya Waingapu Sumba Timur dapat mengkhabarkan peristiwa ini kepada seluruh anggota MUKI se-Indonesia.
Sebagai narasumber dalam diskusi diantaranya adalah Pdt. Martongo Sitinjak dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Wardinan dari Gereja Kalimanatan Evangelis (GKE) dan drh. Palulu Pabundu dari dari Gereja Kristen Sumba (GKS) dan Moderator adalah Eliakim Saragih dari unsur PGI.
Sebagai narasumber pertama adalah Pdt. Martango dari HKBP mendalami persoalan ekologi dianggap sangat penting bagi jemaat untuk dapat mengajarkan bagaimana menjaga agar pelestarian lingkungan menjadi bagian dalam ajaran gereja. Dengan demikian maka jemaat dapat menjaga kelestarian budaya dan kelestarian alam dalam lingkup kecil mulai dari rumah tangga sampai lingkup gereja dan lingkungan masyarakat.
Pemapar kedua adalah Pdt. Wardinan Lidim dari Pimpinan Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) memaparkan bahwa saat ini warga jemaat lebih tertarik pada pembangunan fisik termasuk di dalamnya ada bangunan, tetapi tidak tertarik pada pembangunan lingkungan. GKE telah memulai dengan buku katelisasi yang di dalamnya memuat pembangunan ekologi dan sosial budaya. Dengan demikian pembangunan dan pemeliharaan ekologi, sosial dan budaya dapat terjamin kelangsungannya walaupun terkadang penerapannya tidak selalu sama dengan aturan yang telah dibuat.
Palulu Pabundu seorang awam di GKS memaparkan bahwa kearifan lokal merupakan hal utama dalam menjalankan berbagai kegiatan masyarakat. GKS melalui program gereja melakukan berbagai cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui beberapa kegiatan yang diinisiasi oleh gereja. Aksi nyata dibutuhkan dalam pembinaan seperti halnya menjaga lingkungan melalui bank sampah dan penghinjauan harus menjadi berita yang dikabarkan gereja. Kearifan lokal membutuhkan sosialisasi yang nyata termasuk peran gereja dalam mengkabarkannya kepada umat.
Kegiatan ini terus diperdalam dalam diskusi-diskusi yang masih terus berlangsung yang perkiraannya akan selesai pada jam 19.00 waktu setempat.
Kita berdoa semoga seluruh topik dapat diselesaikan dengan baik. Kita juga berdoa agar seluruh panitia dan peserta dapat terus mengikuti seluruh rangkaian acara sampai sidang raya selesai.
#mukidamaimukijaya
Penulis: [MZ]