MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
No Result
View All Result
Home Event

Hadiri Pertemuan Regional AICHR di Bangkok, Angkie Yudistia: Indonesia Punya Perhatian Besar Pada Isu Disabilitas Perempuan

by Editorial MUKI
December 6, 2019
in Event
0
Share on FacebookShare on Twitter

Dari sekitar 90 juta orang penyandang disabilitas di Asia Tenggara, diperkirakan sekitar 60 persen di antaranya -mencapai 54 juta orang- merupakan perempuan. Namun, baik perempuan dengan disabilitas maupun Persons with Disabilities (PwD) dengan identitas gender terpinggirlan lainnya masih kurang terwakili dalam kehidupan politik dan publik.

Padahal, partisipasi yang berarti dari perempuan dengan disabilitas dalam proses politik akan meningkatkan status mereka sebagai warga negara yang setara sambil memberikan landasan bagi integrasi ke dalam masyarakat dengan memecah stigma sosial dan marginalisasi, memastikan partisipasi untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan, dan meningkatkan akuntabilitas perwakilan terpilih.

Penegasan ini merupakan salah satu poin penting yang tercetus dalam Dialog Regional ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) 2019 pada Pengarusutamaan Hak-hak Penyandang Disablitas di Komunitas ASEAN.

Acara yang dihadiri Staf Khusus Presiden dan Juru Bicara Presiden bidang Sosial Angkie Yudistia ini berlangsung di Bangkok, 3-5 Desember 2019 dengan mengambil tema ‘Empowering Persons with Disabilities with Marginalized Gender Identities and Expressions to Participate in Political and Public Life’.

“Secara khusus, saya melihat Indonesia memiliki harapan besar dalam isu perempuan disabilitas ini. Terbukti dengan keputusan Presiden Jokowi memilih saya sebagai Staf Khusus dan Juru Bicara Presiden,” kata Angkie.

Di akhir forum, pertemuan yang diikuti puluhan perwakilan PwD dari negara-negara ASEAN ini menghasilkan beberapa rekomendasi.

“Yang pertama, yakni melibatkan perempuan disabilitas dalam perumusan kebijakan nasional, pengembangan rencana aksi, dan proses pemantauan dan pelaporan UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) melalui kelompok kerja dan peluang lain untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan pemerintah,” papar Angkie.

Selain itu, Dialog Regional Komisi Hak Asasi Manusia ASEAN ini juga mengamanatkan agar negara-negara peserta dapat membentuk kelompok kerja bagi para pakar untuk berbagi informasi dan berkolaborasi, guna memastikan para penyandang disabilitas perempuan maupun dari identitas serta ekspresi gender terpinggirkan lainnya tidak dirugikan.

Negara-negara ASEAN juga diharapkan dapat lebih melibatkan perempuan disabilitas dan rekan-rekan lainnya untuk aktif dalam partai politik, serta memberdayakan mereka sebagai peserta aktif dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan visibilitas lahirnya para pemimpin dari kelompok disabilitas.

Untuk itu, perlu pemahaman bersama guna menghilangkan berbagai penghalang dan menciptakan peluang terkait partisipasi politik penyandang disabilitas dengan beragam identitas sosial, seperti jenis kelamin, etnis, usia, dan status migrasi.

“Kita juga diminta untuk menciptakan platform untuk berbagi pengalaman terutama untuk perempuan dengan disabilitas dan kelompok termarjinalkan lain, sehingga dapat mengembangkan keterampilan untuk meningkatkan partisipasi politik serta mempengaruhi kebijakan publik,” tegas pendiri ‘Thisable Enterprise’, sebuah wadah bagi para penyandang disabilitas untuk mengembangkan kelebihannya, sehingga bisa mendapat pekerjaan dan berkarya sebagaimana warga negara lainnya.

Angkie mengaku, tidak mudah mewujudkan berbagai catatan dari pertemuan nan amat menginspirasi itu.

“Saya harus akui, banyak program sudah dibuat, tapi hasilnya masih tetap saja sulit. Saya berharap, perempuan disabilitas sebaiknya berdaya, dalam hal apapun. Tidak harus bekerja full time, tapi setidaknya ekonomi keluarga tidak bertumpu pada satu pemasukan,” ungkapnya.

Angkie jujur menyatakan, melihat permasalahan gaji yang diterima disabilitas masih jauh untuk disamakan dengan pekerja lain. “Ya, ini karena pendidikan disabilitas yang berbeda dengan para pekerja lainnya,” katanya.

Satu hal membuat Angkie begitu terkesima, saat ia mengamati, dari sekian banyak tokoh dan pemimpin disabilitas yang hadir di Bangkok itu, tepat duduk di sebelahnya seorang perempuan netra.

“Wow, kemampuan mengetiknya cepet bener walaupun tidak melihat. Keren juga yaaah!” pungkasnya.

Narahubung:
Ayu Dwinary +62 821-1123-1661

Next Post

Kerjasama PGI dan Pemerintah Denmark untuk KKB di Indonesia

PBB Melibatkan PGI Dalam Kerjasama SLEx

MUKI Ambil Bagian Dalam JFC 2019

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • MUKI dan API: Teroris adalah musuh bersama bangsa Indonesia

    601 shares
    Share 240 Tweet 150
  • KETUM MUKI: BOM bunuh diri bagian dari Radikalisme & Terorisme

    558 shares
    Share 223 Tweet 140
  • MUKI : “Tindakan teroris bukan paham agama. Basmi ajaran terorisme”.

    512 shares
    Share 205 Tweet 128
  • Pernyataan Sikap FORUM CINTA PANCASILA Terkait Bom di Katedral Makassar

    520 shares
    Share 208 Tweet 130
  • Kegiatan MUKI Kebumen Jateng

    527 shares
    Share 211 Tweet 132

DARI EDITOR

Menangkap Kerisauan Umat

March 8, 2019

Aku, Kau, Mereka dan PILPRES

January 2, 2021

Kerja MUKI di 2019

January 21, 2019

PILIHAN

MUKI di Konferensi Gereja dan Masyarakat PGI

March 28, 2019

Sambutan DPP MUKI pada Hari Ke-4 Institut Politik Kebangsaan Ragi Carita Angkatan Pertama 2020

September 30, 2020
Bersama dengan Bapak Pdt. Gomar Gultom, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Bapak Pdt. Mawardin Zega, Sekretaris Jenderal Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) di Kantor PGI Jakarta dalam kebersamaan dan Kegiatan pelayanan pada Pelantikan Pengurus LBH MUKI.

Temu Kebersamaan Sekum PGI dan Sekjen MUKI

March 18, 2019

Gotongroyong Membangun Bangsa: Sumbangan Pemikiran Untuk Seminar dan Lokakarya Agama-Agama Ke-35 Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia (PGI)

July 24, 2019

Organisasi Masyarakat DIY, Sepakat Membangun Forum Komunikasi Antar Ormas

October 31, 2020
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
  • Kontak
CALL CENTER: (021) 2123 2812

© 2021 Solusi Website

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak

© 2021 Solusi Website