MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
No Result
View All Result
Home Artikel

Normalisasi, Naturalisasi dan Banjir Jakarta

by Editorial MUKI
January 7, 2020
in Artikel
0
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta menyambut tahun baru 2020 sungguh diluar kebiasaan, masyarakat ibu kota negara ini disibukkan datangnya bencana banjir yang menggenangi sebagian wilayahnya. Dimulai dari hujan lebat sepanjang hari di akhir tahun mendahului banjir kiriman yang datang sehari sesudahnya. Dan banjir yang diluar prediksi itu mengacaukan seluruh acara dan perayaan menyambut tahun baru yang jauh-jauh hari telah dirancang dengan sukacita oleh banyak keluarga untuk kumpul bersama mengucap syukur walau nyatanya membawa bencana.

Tokoh paling populer yang namanya selalu dikaitkan dalam peristiwa banjir ibukota negara tentu saja sang Gubernur Jakarta Anis Baswedan. Gubernur menjadi pembicaraan warganya dari sekedar bahan olok-olok dan caci maki sampai pada sederet sumpah serapah dialamatkan kepadanya. Maklum sang Gubernur terkenal dengan tata katanya yang rapi, santun serta dikagumi walau sebagian orang baru menyadarinya kemudian setelah berbuahkan bencana.

Sebut saja tentang cerita air yang dikisahkan Gubernur: bahwa dimana-mana di seluruh dunia air yang jatuh dari langit itu di masukkan ke dalam tanah, bukan dibuang ke laut itu telah melanggar sunatulah dan karena Gubernur pikirannya menunggu air masuk dalam tanah serta tidak telaten dalam mengelolahnya akhirnya Jakarta banjir kebanyakan air. Beberapa waktu sebelumnya ada pernyataan unik bahwa banjir Jakarta akibat dari air dari langit yang antri masuk ke dalam tanah, dan karena antriannya panjang maka kawasan Senayan City terendam air lebih dari selutut orang dewasa. Bahkan dalam riuhnya penanganan banjir ada-ada saja pernyataan Gubernur yang semakin miris dengan menyebut banjir itu disukai anak-anak karena mereka bisa bermain dan berenang dengan kegembiraan. Pernyataan sang Gubernur kali ini ibarat badut yang melawak di tengah keputus-asaan karena tidak lagi tahu apa yang mesti dikerjakan.

Hal yang juga populer dikalangan masyarakat di tengah gemuruhnya air yang disebagian tempat tingginya sudah melampauhi atap rumah ini adalah kosa kata normalisasi vs naturalisasi. Ini juga tata kata indah sang Gubernur yang mengembangkan cara penanganan banjir dengan konsep naturalisasi sebagai hasil pemikiran cerdas waktu kampanye pilkada Jakarta. Gubernur sesumbar dengan bangga bahwa hasil naturalisasi dapat dilihat pada akhir tahun 2019 dan celakanya ocehan sang Gubernur ibarat menepuk air ditempayan memercik pada muka sendiri dan anehnya sang Gubernur ngeles terus menerus dengan permainan tata kata.

Satu dari warganet mencoba mencari arti dari kata yang disengketakan tentang penanganan banjir model normalisasi ala Ahok vs naturalisasi ide cerdas gubernur Anis dalam kamus bahasa Indonesia dan ternyata arti dari normalisasi adalah tindakan menjadikan normal kembali atau tindakan mengembalikan kepada keadaan yang semula. Sedangkan arti naturalisasi adalah sesuatu yang bukan asli dijadikan seolah-olah asli. Kalau permasalahan banjir Jakarta istilah mana yang lebih tepat digunakan? Maka jawabannya adalah lebih tepat saran Presiden agar sampah harusnya jauh-jauh hari dibersihkan, atau ikut saran Menteri Basuki lakukan normalisasi pada sungai yang sudah dimulai sebelumnya. Lalu apa jawab Gubernur? Seperti biasa, bisanya hanya menata kata dengan santun, sementara korban banjir menjerit mohon bantuan yang terlambat datang dan penyakit sudah mulai mendera.

Dan banjir tentu saja tak membutuhkan tata kata, tak membutuhkan silat lidah dari sang Gubernur dan aparatnya yang terpogoh-pogoh menjawab setiap tanya warga. Banjir membutuhkan tempat aliran yang pasti dan tertata agar ia bisa lewat dengan cepat tanpa harua antri lebih dulu menuju laut. Dan banjir tak perlu dimasukkan ke dalam tanah kelamaan jalannya dan jika keinginan banjir hanya segera dipindahkan kelaut maka yang diperlukan adalah normalisasi sungai bukan naturalisasi. Karenanya Jakarta membutuhkan Gubernur yang pinter menata kota, bukan Gubernur yang bodoh seperti yang muncul dialat pencari google, jika iseng-iseng mencari siapa nama Gubernur bodoh di dunia.

Ega Mawardin ll Sekjen MUKI

Next Post

Putusan MK : Eksekusi Jaminan Fidusia Harus Ikuti Prosedur Pengadilan

Membangun Jejaring MUKI

MUKI Serukan Keadilan Bagi Aktivis HAM Sudarto yang Membela Hak Beribadah Umat Kristen

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Surat kepada Presiden RI: MUKI Minta Presiden Menindak Tegas Oknum Persekusi Penutupan Gereja di Jabar dan Daerah lainnya

    742 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Seruan Bersama Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), Pusat Studi Papua Universitas Kristen Indonesia, dan Vox Point Indonesia

    565 shares
    Share 226 Tweet 141
  • Pelantikan DPW MUKI Provinsi Kepulauan Riau Periode 2020-2025

    612 shares
    Share 245 Tweet 153
  • KETUM MUKI: Menjaga Pilkada adalah Kewajiban Seluruh Anggota MUKI

    524 shares
    Share 210 Tweet 131
  • 100 Tahun Dr. TB Simatupang: Sebuah Renungan “TUHAN SUNGGUH SAYANG SAMA PAK SIM”

    708 shares
    Share 283 Tweet 177

DARI EDITOR

Menangkap Kerisauan Umat

March 8, 2019

Aku, Kau, Mereka dan PILPRES

January 2, 2021

Kerja MUKI di 2019

January 21, 2019

PILIHAN

Berpartisipasi, itu ajakan ketua MUKI MANADO. Seberapapun yang bisa dilakukan itu sudah yang terbaik. Tak ada perbuatan besar yang terjadi, jika tidak pernah dimulai dari hal yang kecil. maju terus DPD MUKI MANADO. #mukidamaimukijaya Ega Mawardin ll Sekjen

DPD MUKI Manado, Tindakan Nyata MUKI

November 18, 2020

Putusan MK : Eksekusi Jaminan Fidusia Harus Ikuti Prosedur Pengadilan

January 8, 2020

Masalah Kepemimpinan dan Pemimpin dalam Gereja Batak

July 10, 2019

Upacara Pembukaan Sidang Raya PGI Sumba

November 8, 2019
DPD MUKI Waykanan hadir dalam acara diskusi bersama Sabtu (14/11/2020) dengan 12 Ormas di Kabupaten Waykanan Lampung terkait Pilkada Waykanan Desember 2020 yang diselenggarakan oleh Polres Waykanan di gedung serba guna Polres. Foto bersama berdiri :Komesioner KPU, Kasat Kantibmas, Kepala Badan Kesbangpol dan Empat pengurus MUKI Waykanan dan sebagai Perwakilan Pimpinan FKUB Waykanan. Semoga kegiatan ini menjadikan MUKI lebih dikenal masyarakat Waykanan Lampung.

Sinergi DPD MUKI Waykanan

November 18, 2020
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
  • Kontak
CALL CENTER: (021) 2123 2812

© 2021 Solusi Website

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak

© 2021 Solusi Website