Dalam pelayanan tidak mungkin menapak jalan, membelah ilalang savana sendirian, indahnya jika berjejaring dan berbagi agar semangat memandang tuaian tidak pernah pudar, demikian kesimpulan bersama dalam acara meeting GACX yang diselenggarakan pada Jumat 22 November 2019 di Prima Handayani Matraman Jakarta. Pertemuan yang digagas dua tokoh misi Bapak Wim Wairata selaku Ketua LPMI dan Bapak Yerry Tawaluyan selaku Ketua Gerkindo secara bersamaan berpikiran yang sama Indonesia adalah wilayah terbaik pelayanan misi dunia saat ini, tentu tak mungkin dilakukan sendirian, tetapi harus berjejaring.
Forum GACX adalah tempat di mana para pemimpin saling berbagi ide, belajar dari pengalaman satu sama lain, dan membentuk kolaborasi yang disengaja yang meningkatkan kecepatan dan ruang lingkup penggandaan gereja yang didorong oleh pemuridan.
Selain dua tokoh di atas juga dalam pertemuan hadir beberapa tokoh gereja diantaranya bapak Japarlin Marbun, Jan Simanjuntak, Guntur Subagio, Antonius Nathan, Jerry Rumahlatu, Mawardin Zega, Edy Junaidi dan beberapa orang lainnya ikut urug rembuk terhadap apa yang bisa dilakukan dalam menunjang pelayanan misi di Indonesia.
Dari berbagai masukan yang disampaikan diantaranya adalah perlu strategi nasional tentang pelayanan misi seperti zaman Bless Indonesia dulu, juga pemetaan tentang dimana ada gereja dan dimana yang belum ada diikuti dwngan koordinasi supaya bisa tahu siapa merintis gereja dan dimana. Pelayanan sekarang adalah pola trategi Paulus dari kota ke desa dengan mengandalkan koneksi dan koordinasi antara lembaga-lembaga misi, demikian Japarlin Marbun membuka diakusi dan menyampaikan pendapatnya.
Lebih lanjut dalam diskusi, Ketua LPMI menekankan perlu ada team kerja dan litbang untuk membuat data base dan LPMI sangat concern dengan generasi milenial dan akan membuka pelatihan misi digital untuk generasi milenial.
Sejalan dengan pemikiran Ketua LPMI, pendapat Antonius Nathan maupun Mawardin Zega selaku orang yang berasal dari perguruan tinggi sama-sama menitik beratkan konsep kerja ke depan adalah adanya kelompok kerja yang mau mengumpulkan dan mengoleh data yang ada agar ada referensi yang beebasis data dalam pengambilan keputusan.
Jan Simanjuntak dan Guntur Subagio menyatakan bahwa saat ini sering kebablasan soal data yang tak akurat sampai ada yang mengatakan kita ini sudah sampai 25% jumlahnya, tapi tidak ada datanya. Lebih lanjut Guntur Subagyo menambahkan masing-masing gereja punya ciri dan strategi sendiri soal penginjilan dan yangb perlu di share adalah metode dasar soal penginjilan. Tapi masing2 gereja perlu mengembangkan metode sendiri sesuai konteks gerejanya dan konteks daerah dimana gereja itu berada.
Sementara Jerry Rumahlatu mengatakan Pendidikan Theologia jangan hanya fokus untuk melahirkan calon pegawai negeri tetapi juga benar-benar melakukan misi. Apa yang dilakukan lembaga-lembaga penginjilan tidak akan lengkap kalau tidak difollow-up menjadi jemaat / gereja baru.
Kehadiran Sekjen MUKI dalam forum dimaksud semata-mata dalam membangun jaringan dan berjejaring umtuk pembangunan penginjilan, tentu saja MUKI pasti ikut mengambil bagian sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Sekjen MUKI Mawardin Zega menawarkan kerjasama dalam tim kerja untuk melakukan penelitian, survey dan pengolahan database sebab MUKI memiliki sumber daya untuk itu. DPP MUKI memiliki beberapa orang Profesor dan puluhan Doktor dari berbagai disiplin ilmu yang bisa diberdayakan dalam membantu tugas dimaksud.
Pada diskusi penutup kembali disepakati pertemuan lanjutan yang lebih besar dan terbuka rencananya diadakan pada Sabtu, 7 Desember 2019 yang nantinya akan hadir juga pimpinan GACX Asia. Pertemuan ditutup dalam doa dan diakhiri dengan ramah tamah bersama. Tetap semangat dalam melayani. #mukidamaimukijaya.
Penulis: [MZ]