MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak
No Result
View All Result
MUKI | Majelis Umat Kristen Indonesia
No Result
View All Result
Home Editorial

Tentang Putus Asa

by Editorial MUKI
March 16, 2021
in Editorial
0
Share on FacebookShare on Twitter

Mengakhiri perjalanan hidup di dunia yang fana dan memulai hidup baru di dunia orang mati, harusnya itu adalah hak Ilahi, sang pencipta tubuh yang berasal dari debu tanah. Tak seorangpun dapat mengambil- nya, juga termasuk untuk dirinya sendiri jika iapun mau. Dan ketika seseorang menamatkan kisahnya di dunia, menyelesaikan seluruh cerita tentang hidupnya melalui jalan senyap yaitu bunuh diri, orang ter- perangah dan berkata dengan tanda tanya yang dalam sedemikian rumit- kah hidup orang itu sampai ia harus menamatkan riwayatnya tanpa per- setujuan sang Ilahi?

Menurut pakar kejiwaan sebagai sebuah pendapat saja, penyebab utama orang bunuh diri adalah keputus’asaan. Seseorang merasa putus asa karena berbagai persoalan hidup yang mendera dan seakan tidak lagi menemukan jalan ke luar dari persoalan hidupnya itu. Entah itu karena sakit yang tidak kunjung sembuh, bisnis yang terus merugi, menganggur dalam waktu lama, kesepian, keinginan yang tak terka- bul dan banyak faktor lain yang tidak dapat dijawab yang bersangkutan itu sendiri. Beban kejiwaan yang meng- himpit itu dan tiadanya teman untuk berbagi menghasilkan keputus’asaan yang tak lagi dapat ditanggung hati yang lemah dan itu menyebabkan seseorang mengambil keputusan senyap untuk mengakhiri seluruh riwayat dan cerita tentang hidupnya dengan bunuh diri.

Itulah sebabnya dalam Kitab segala kitab dalam suatu masa sebelum masehi, seorang pemazmur menulis: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?” Penulis yang ber- mazmur itu adalah seorang raja besar pada zamannya, sepertinya ia berada dalam keadaan tertekan menanggung beban dan ia dihantui rasa gelisah yang sangat. Sesungguh- nya sang raja sedang dalam kondisi kejiwaan yang terguncang masuk dalam keputus’asaan yang sangat, walaupun pada akhirnya ia dapat ke luar dari kondisi itu. Sesungguhnya situasi tertekan dan gelisah yang dialami adalah jalan awal dalam keputus’asaan.

Kata putus asa menurut kamu bebas bahasa Indonesia dapat diartikan dengan keadaan yang tidak ada harapan atau sia-sia, bingung sekali, sangat kusut dan terganggu pikiran- nya. Dari arti kata dapat disimpulkan jika seseorang putus asa maka yang terjadi adalah orang itu kehilangan pengharapan dan kemampuan akal sehatnya untuk ke luar dari per- soalan yang dihadapinya. Dan saat seperti itulah terbersit kata akhir untuk menyelesaikan seluruh riwa- yatnya di dunia yang fana ini dengan jalan pintas bunh diri.

Ketika seorang anak yang masih pelajar harus mengakhiri kisah hidupnya hanya karena tidak memi- liki hape android, atau ada seorang remaja yang mengantung dirinya karena cintanya ditolak orang yang ia sukai atau sepasang kekasih menyelesaikan perjalanan hidup di dunia yang fana karena orang tua tidak merestui cinta yang indah miliknya, sesungguhnya itu diawali oleh rasa tertekan dan gelisah dan berkembang menjadi keputus’asaan yang sangat dan seterusnya menjadi jalan buntu untuk hidup dan karena tidak mampu untuk berbagi cerita dengan orang yang lain pada akhir- nya menamatkan riwayat hidupnya sampai disitu.

Itulah sebabnya dalam Kitab segala kitab, pada zaman dahulu kala ketika para pujangga Yahudi memberi nasihat kepada bangsanya untuk bertahan dalam segala tekanan dan ke luar dari segala kegelisahan agar hidup ini dapat dinikmati. Kalau kita mengutip kalimat dalam Kitab segala kitab, dari tulisan seorang pujangga besar bernama Yesaya bangsa Izara- eli dari keturunan Yahudi di negeri berlimpah susu dan madu pernah menulis syair indah bunyinya: “Buluh yang patah terkulai tidak akan dipu- tuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan- nya”. Sungguh, syair ini mengingat- kan sesungguhnya hidup itu masih ada harapan ada pengharapan dari Dia pemilik seluruh hidup.

Buluh yang patah terkulai itu, masih ada harapan untuk hidup kembali dan bertumbuh. Sumbu yang pudar nyalanya masih ada harapan untuk tetap bersinar menerangi sekeliling. Karenanya percayalah bahwa kepu- tus’asaanmu, kegelisahanmu sekali- pun, tak akan membuat engkau tekapar kalah dalam perjuangan ini. Hidup ini untuk diperjuangkan dan bukan untuk disesali.

(Penulis: Ega Mawardin)

Next Post

Sikap MUKI Terhadap Kasus Buku yang Digugat Umat

Penataan Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Jambi

Pengurus Provinsi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Maluku Utara dan Pengurus Kabupaten/Kota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) MUKI Halmahera Utara berbagi kasih di Desa Igo dan Posi posi hari ini (13/3/2021) Ketua DPW MUKI Maluku Utara berpesan untuk didoakan dalam kegiatan MUKI. Menurutnya sekalipun kami (MUKI Malut) ini terbatas, tapi kami MUKI sangat rindu melakukan "Bedah rumah" untuk dua rumah ini. Kami rindu saudara seiman ini bisa menikmati hidup di tempat yang layak huni. Mari dukung kerinduan MUKI Maluku Utara dan Halmahera Utara.

MUKI Maluku Utara Berbagi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • MUKI dan API: Teroris adalah musuh bersama bangsa Indonesia

    603 shares
    Share 241 Tweet 151
  • KETUM MUKI: BOM bunuh diri bagian dari Radikalisme & Terorisme

    559 shares
    Share 224 Tweet 140
  • Kegiatan MUKI Kebumen Jateng

    527 shares
    Share 211 Tweet 132
  • Pernyataan Sikap FORUM CINTA PANCASILA Terkait Bom di Katedral Makassar

    521 shares
    Share 208 Tweet 130
  • MUKI : “Tindakan teroris bukan paham agama. Basmi ajaran terorisme”.

    514 shares
    Share 206 Tweet 129

DARI EDITOR

Menangkap Kerisauan Umat

March 8, 2019

Aku, Kau, Mereka dan PILPRES

January 2, 2021

Kerja MUKI di 2019

January 21, 2019

PILIHAN

PRESS RELEASE FORUM CINTA PANCASILA dan FORUM KERJASAMA ORMAS KRISTEN: “UNGKAPAN KEPRIHATINAN ATAS PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP MINORITAS MUSLIM DI INDIA”

March 5, 2020
pasir dan mutiara

Pasir dan Mutiara

January 17, 2019

Upacara Pembukaan Sidang Raya PGI Sumba

November 8, 2019
Temu Tim Kerja Silaturahmi Kebangsaan di kantor MUKI, Kamis 13 Februari 2020. Tim Kerja ini mempersiapkan kegiatan Silaturahmi Kebangsaan yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2020. Kegiatan ini didukung sepenuhnya olh organisasi pendiri dari FORUM CINTA PANCASILA. Semoga hasil yang dicapai bisa dikomunikasikan dengan baik. Tks.

Temu Tim Kerja Silaturahmi Kebangsaan di Kantor MUKI

February 14, 2020

MUKI Hadir Dalam Konferensi Gereja dan Masyarakat

March 28, 2019
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
  • Kontak
CALL CENTER: (021) 2123 2812

© 2021 Solusi Website

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Profil
  • Gallery
  • Event
  • Blog
    • Artikel
    • Editorial
    • Sketsa
  • Kontak

© 2021 Solusi Website