SUARAMUKI, Cisarua Bogor, Pemerintah DKI Jakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menyelenggarakan seminar Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Angkatan I Tahun 2019 pada hari Rabu-Jumat (20-22/02/2019) di Hotel Griya Astoeti Cisarua Bogor. Kegiatan ini bertujuan mendekatkan tokoh agama dan ormas keumatan dalam shering bersama tentang permasalahan umat di ibukota negara.
Acara dimulai dengan pembacaan laporan panitia oleh Ridwan Rusli dilanjutkan sambutan dari Plt Kesbangpol DKI Taufan Bakrie MSi. Dalam sambutannya menyebutkan semua ormas yang ikut dalam seminar proaktif mengajak masyarakat DKI menjaga kerukunan umat beragama khususnya dalam Pilpres 2019.
Materi ceramah dan diskusi semuanya bermuara pada upaya menjaga dan meningkatkan kerukunan beragama. Penceramah-penceramah adalah Prof. Dr. Firdaus Syam, MA (Dosen UNAS Jakarta); Prof. Dr. KH Ahmad Syafii, MA., APU; (Ketua FKUB DKI Jakarta); Drs. Helmi Yahya, MA., Ph.D (Dosen UIN Jakarta). Para penceramah dipandu moderator adalah Pdt.Drs.Mawardin Zega, MTh (Sekjen Majelis Umat Kristen Indonesia); M.Sidiq (BKPRMI DKI Jakarta); Zunaeran P (PW Wanita Islam DKI Jakarta)
Hal yang menarik dalam ceramah adanya pernyataan Indonesia bagaikan segenggam bongkahan tanah yang jatuh dari sorga ke bumi dan itulah tanah Nusantara yang harus dijaga agar tetap sebagai bongkahan tanah surga yang ada dibumi.
Karenanya konsep bela negara harus diwujudkan untuk menangkal berbagai idiologi asing, ujaran kebencian dan hal-hal lain yang dapat merusak keragaman di Indonesia.
Lebih lanjut dalam diskusi disebutkan membangun Organisasi Politik yang baik harus dimulai dengan membangun Organisasi Kemasyarakatan yang baik dengan kaderisasi yang baik sehingga dapat menghasilkan kader Partai Politik yang baik dan memiliki estetika dan keadaban yang baik bila kelak menjadi anggota parlemen.
Sekjen MUKI Drs.Ega Mawardin, MTh yang menjadi moderator pada diskusi bagian pertama menggali berbagai permasalahan jelang Pilpres 2019 termasuk dikotomi istilah Cebong dan Kampret, ujaran kebencian dan hoax dan ditanggapi beragam oleh peserta diskusi yang bermuara untuk menjaga DKI yang demokratis dan toleran
Ketika diminta tanggapannya tentang kegiatan diskusi ini, Sekjen MUKI menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat positif, mempertemukan tokoh-tokoh agama dan belajar merespon dini gejala intoleransi yang bisa muncul sewaktu-waktu di DKI Jakarta.
MUKI mengirimkan 3 orang perserta yaitu Rumbung Pasaribu, SH., MH., Grace N, MM., MTh., dan Evi Solina AMd. Juga hadir peserta lain dari lembaga aras gereja dan lintas agama semuanya berjumlah 100 orang.
Kegiatan ini menurut Panitia akan berkesinambungan dan MUKI telah mempersiapkan 3 orang kadernya untuk ikut pada putaran kedua bulan Maret 2019.
#Mukidamai,Mukijaya
Penulis/Editor: MZ