DOA BERSAMA DI
KABUPATEN PESAWARAN
DPD MUKI Kabupaten Pesawaran Lampung secara proaktif melakukan berbagai kegiatan yang kontributif bagi Bangsa Indonesia. Jumat, 9 Agustus 2024 bertempat di Gedung GSG Pesawaran berlangsung kegiatan Doa Lintas Agama se Kabupaten Pesawaran. Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 sampai dengan 17.00 WIB dihadiri oleh anggota MUKI DPD Pesawaran, Persekutuan Gereja Gereja se Pesawaran, Umat Katolik, Islam, Hindu, Budha dan seluruh perangkat pemerintahan Kabupaten Pesawaran. Adapaun sebagai narasumber adalah FKUB Kabupetan Pesawaran.
Acara ini adalah wujud komitmen umat beragama mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baik. Selain itu, acara ini dilangsungkan sebagai rasa syukur menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 79 yang akan dilaksakan dalam beberapa hari ke depan. Penjuangan dan pengorbanan besar pendahulu kita menghantarkan bagsa kita merdeka. Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi titik kulminasi dari perjuangan berat. Dengan kata lain, kemerdekaan yang kita nikmati hingga saat ini adalah hasil kerja keras dan pengorbanan besar dari founding fathers. The founding fathers menjadi penggerak sebuah sejarah baru yaitu ‘Indonesia Merdeka’. Kemerdekaan sebagai wujud ‘bebas’ dari segala macam intervensi dan paksaan apapun. Dengan menjadi merdeka atau bebas itulah manusia (dalam konteks yang luas adalah negara) berhak menentukan dirinya sendiri (auto determination). Kemerdekaan adalah tekad kuat meletakkan kesadaran akan pluralitas sebagai pondasi dalam membangun hidup berbangsa dan bernegara. Itu sebabnya bangsa kita diformat sebagai negara bangsa di mana kesadaran sebagai bangsa yang multikultur menjadi suatu keniscayaan.
Kendati kita
sendiri pun menyaksikan di berbagai tempat harmonisasi semua unsur belum implementatif
karena masih ditemukan hambatan-hambatan kelompok minoritas dalam
mengekspresikan keimanannya dalam suatu komunitas atau ibadah. Namun kami optimistis
bahwa Langkah yang kami kerjakan suatu saat akan mencapai titik ekuilibrium
antara harapan kaum minoritas dengan kebijakan pemerintah dan Lembaga terkait
terhadap kehidupan bergamana yang lebih baik–tidak ada lagi diskriminasi atau
persekusi atas nama apapun.
Doa yang berlangsung selama empat jam adalah harapan semua pihak bahwa di tengah karut marut kehidupan beragama di Indonesia akan berujung pada semangat yang telah diwariskan para leluhur kita tentang suasana damai dan sejahtera. Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Kerto Raharjo bukan sebatas 'jargon' melainkan menjadi pemeo yang selalu dihayati dan dipraktikkan bersama-sama.
Oleh
YAW (WaSekjen 3)