Alkisah, seorang raja yang pandai dan bijak bermaksud menguji kerajinan dan kepedulian rakyatnya dengan cara yang unik. Pada suatu sore, sang raja diam-diam meletakkan sebongkah batu di tengah jalan yang sering dilewati orang. Letak batu itu persis di tengah jalan yang sering dilewati orang. Letak batu itu persis di tengah jalan sehingga tidak enak dipandang menghalang-halangi langkah orang. Rupanya, sang raja sengaja ingin mengetahui apa rekasi rayatnya yang lalu-lalang di jalan tadi.
Tampak seorang petani melintas sambil membawa gerobak barang yang tampak berat karena penuh dengan barang bawaan. Ketika ia melihat sebongkah batu menghalangi jalannya, ia langsung mengomel.’’Dasar orang-orang disini malas-malas. Batu di tengah jalan didiamkan saja..!’’ Sambil terus menggerutu, ia membelokkan gerobaknya menghindari batu tadi dan meneruskan perjalanannya.
Setelah itu, lewatlah seorang prajurit sambil bersenandung mengenang keberaniannya di medan perang. Karena jalan kurang hati-hati, si prajurit tersandung batu penghalang dan hampir tersungkur. ‘’Aduuuhh…! Kenapa orang-orang yang lewat jalan ini tidak mau menyingkirkan batu ini…hah!’’ teriak prajurit marah-marah , sambil mengacung-acungkan pedangnya. Sekalipun mengeluh dan marah-marah, prajurit itu tidak mengambil tindakan apapun. Sebaliknya, ia melangkahi batu tersebut dan berlalu begitu saja.
Tidak lama kemudian, seorang pemuda miskin berjalan melewati jalan itu. Ketika melihat batu penghalang tadi, dia berkata dalam hati, ‘’Hari sudah mulai gelap''. Bila orang melintas di jalan ini dan tidak berhati-hati, pasti akan tersandung. Batu ini bisa mencelakai orang. Walaupun letih karena telah bekerja keras seharian, pemuda ini masih mau bersusah payah memindahkan batu penghalang ke pinggir jalan.
Setelah batu berhasil dipindahkan, pemuda itu terkejut melihat sebuah benda tertanam dibawah batu yang dipindahkan. Disitu terdapat sebuah kotak dan sepucuk surat, yang isinya berbunyi,’’ Untuk rakyatku yang rela memindahkan batu penghalang ini. Karena engkau telah menunjukkan kerajinan dan kepedulianmu kepada orang lain, maka terimalah lima keping emas yang ada dalam kotak ini sebagai hadiah dari rajamu.’’
Pemuda miskin itu langsung bersyukur dan memuji kedermawan rajanya. Dan peristiwa itu pun menggemparkan seluruh negeri. Raja telah berhasil mengajarkan arti pentingnya nilai kerajinan dan kepedulian terhadap sesama, serta keberanian dalam menghadapi rintangan.
Dalam aktivitas menjalani kehidupan ini, kita pasti pernah mengalami hadangan seperti ‘batu penghalang’ seperti cerita diatas. Setiap batu penghalang bisa diartikan sebagai rintangan, kesulitan, beban, ataupun tanggung jawab yang ada di dalam kehidupan kita. Bila sikap kita mengahadapi semua hal tersebut dengan perasaan tidak sabar, jengkel, marah, menghindar dan cenderung menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya, maka kita tidak akan pernah belajar banyak mengenai kehidupan. Karena sesungguhnya, dalam setiap kesulitan, selalu terdapat hikmah yang tersembunyi, dan pasti ada pelajaran yang mampu mematangkan dan mendewasakan mental kita.
Jelas kita butuh mentalitas seperti yang dipunyai sipemuda tadi yang berani menghadapi rintangan, tidak menyerah bila dilanda kesulitan, peduli terhadap sesama dan lingkungan, tidak cengeng dalam memikul beban, berani memanggul tanggung jawab yang besar. Jika melintas seperti ini yang kita punyai, saya yakin, kesempatan besar dan sangat menjanjikan tengah menyelinap di balik setiap batu penghalang yang menghadang proses perjuangan kita.
Saat ini, mungkin ada persoalan sebagai batu penghalang yang menghambat kemajuan kita! Maka hanya ada satu jalan untuk menghadapinya, yaitu hancurkan setiap batu penghalang! Mari kita kuatkan mental dan kobarkan semangat juang dengan berani menghadapi setiap masalah, demi membangun kondisi yang lebih maju, lebih sukses, dan lebih berarti.
Penulis: [Djasarmen Purba]