Salam, sebelum saya mengikuti Test, saya coba menulis apa yang terbayang dalam pikiran ini. Bicara mengenai lentera hati, ini sungguh-sungguh yang terlintas dalam pikiran saya. Sepertinya pangkal pikir yang saya ingin wujudkan.
Kampungku, matamu berbicara keperihan. Merintih penuh kegalauan. Aku dengar dunia membicarakamu, kau dihujani prasangka dan tuduhan. Berbagilah, luapkan beban dalam seberapapun jumlah keluhan. Bersandarlah, kamu perlu waktu merenung dalam pelukan kasih. Saudaraku, menepilah barang sesaat, istirahatlah sejenak, mari berbicara segala tentang kejujuran.
Lama aku mengenang dan juga merasakan dimana aku dulu tinggal, Tapanuli sekitarnya (Tano Batak) tanah kelahiranku yang indah nan permai. Lingkungan senyum yang kamu tampakkan. Sejauh kita memandang bentangan bukit barisan, hanya manis yang kita temukan di sepanjang lintasan jalan Indahnya Danau Toba, dan sejuknya udara dingin di Doloksanggul mampu membalut luka hati yang surut akibat terpaan derita miskin yang saling berganti.
Sekarang engkau tanah kelahiranku jauh tertinggal dari daerah lain, mengapa dunia memperbincangkanmu, adakah hutanmu semakin lebat atau semakin gundul,? adakah aliran aek sibundong masih biru? masihkah adat istiadat kita berjalan untuk mempersatukan persaudaraan Bangso Batak? masihkah ada ombus-ombus yang hangat di siborong-borong untuk kubawa ke Balige sebagai perikat tali kasih dengan saudaraku. Tarutung, aku masih ingat embun pagi yang sejuk membawaku ke permandian aek rangat, Ah....betapa rindunya aku ingin melihat mu seperti dahulu.
Sekarang renyahnya tawa tidak sekalipun mampu menutupi kegelisahan. Bahasa kebahagiaan, seolah-olah menyelimuti kepalsuan. Aku menangkap air muka kemuraman di sekeliling Tano Batak. Langkah kakimu tidak lagi ringan. Sorot matamu tidak lagi meneduhkan. Kampungku sedang berada dalam sudut kegelapan yang bertabur bintang. Aku bertanya bagaimana Pilkades mu, Pilkada mu, Pileg mu dan Pemilu mu, kata orang tergadai karena tergoda uang busuk yang di sawer oknum yang bermimpi jatuhnya langit di Senayan.
Lentera hatiku mengatakan, aku tidak mau melihatmu dipermainkan orang-orang yang mencari keuntungan semata dari kehadiranmu di alam semesta. Berdirilah dan berjalan, wahai Tano Batak yang luas dan tenteram, kalungkan dan nyalakan lah lentera hatimu, bangunlah negerimu, lawan kemiskinan, lawan ketidakadilan, bijak lah dalam bertindak. Masih banyak orang yang peduli dan setia untuk Bangso Batak menuju Adil dan Makmur.
Para sahabat, sukses kita adalah apabila kita juga mampu berbuat yang terbaik bagi tanah kelahiran kita. SELAMAT BERJUANG SAHABAT.
*Rumbung Pasaribu, SH., MH adalah Sekretaris DPW MUKI DKI Jakarta, Pembina Aliansi Pemberdayaan Generasi Muda (APGM), Sekjen Forum Penyuluh Narkotika Nasional (FPNN) dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular.
[Penulis: Rumbung Pasaribu]