logo
Back to List
Artikel

MUKI dan Partai Politik

thumbnail

MUKI adalah MUKI. Memang MUKI bukan Partai Politik dan tidak akan menjadi Partai Politik. Namun, MUKI juga menganjurkan agar warganya merealisasikan tanggung-jawab politiknya di Indonesia dengan baik dan etis.

Tunggu! MUKI mesti "berpolitik"! Karena MUKI adalah ormas/lembaga keumatan Kristen di Indonesia  bidang sosial kemasyarakatan. Di situlah letaknya maka MUKI berpolitik bahkan wajib  berpolitik,  tetapi  bukan "politik praktis". (tidak mendukung atau berafiliasi pada partai politik apapun., red) MUKI menjalankan Etika Politika dalam kehidupan-bersama.

Ya, karena politik adalah mengenai negara, bernegara dan menegara. MUKI mesti membimbing anggotanya untuk berpolitik dalam artian demikian: tugas dan tanggungjawab dalam negara.  Sekali lagi itu adalah politik. Lebih dari itu, manakala mengakui Pemimpin Negara dan sekaligus mengakui Tuhan Yesus Kristus adalah Kepala bagi para Pemimpin Negara, itu adalah politik, bagian integral dari iman percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Raja dan Gembala Agung. Bagi MUKI, maaf, Tuhan Yesus adalah "tuan" bagi Presiden.

Sering ada pernyataan "harga mati pada NKRI". Itu juga mesti pernyataan dari warga MUKI. Jika harga mati pada NKRI maka warga MUKI mesti "harga hidup" bagi Kerajaan Allah". Maka Oom Jo (Dr. Johannes Leimena)  mengatakan  bahwa umat Kristen memiliki dwi kewarganegaraan. Yaitu tadi warga NKRI dan warga Kerajaan Allah. Bahkan Oom Jo, pahlawan nasional,  mengajarkan umat Kristen di Indonesia berjuang meraih kekuasaan politik tetapi alat untuk melayani.

Kasimo, pahlawan nasional dari latar belakang Katolik,  ajarannya idem ditto dengan di atas,  kekuasaan politik sebagai sarana mensejahterakan umat.

Kembali soal harga mati. Perlukah umat Kristen di Indonesia mengatakannya? Terserah!

Yang amat penting adalah bahwa umat Kristen berkomitmen (konsisten, konsekuen dan setia) pada NKRI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945 dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam spirit Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Jangan sampai muncul pertanyaan: NKRI yang mana dan yang bagaimana?

Dengan mengatakan itu semua, kami menyambut anjuran Pemprov DIY. Kiranya menjadi pemandu dan pemadu serta  rambu-rambu bagi MUKI dan warganya di mana pun berada.

Charitas Christi urget nos! Semoga Kasih Kristus yang menolong!

MUKI damai MUKI jaya!

Penulis: Drs. Jerry Rudolf Sirait (Sekretaris Dewan Pengawas DPP MUKI)

Editor: MZ

profil
bayu admin
Published at 13 Feb 2020
Bagikan Artikel facebook-icon facebook-icon
Komentar 0

Artikel Lainnya

thumbnail
Pasir dan Mutiara
ADA seorang  anak muda yang...
Selengkapnya 17 Jan 2019
thumbnail
Pilkada
09 Desember 2020, di...
Selengkapnya 09 Dec 2020
thumbnail
MUKI Damai MUKI Jaya
Sepenggal kalimat di atas, a...
Selengkapnya 25 Oct 2020
thumbnail
Sambutan DPP MUKI pada Hari Ke-4 Institut Politik Kebangsaan Ragi Carita Angkatan Pertama 2020
Salam Sahabat MUKI di Seluru...
Selengkapnya 30 Sep 2020