MUKI.OR.ID. Yogyakarta. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY bekerjasama dengan DPW MUKI DIY, melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi, Membangun Sinergitas Pemerintah, Ormas dan Lembaga-Lembaga Kristen, bertempat di Bale Ayu Resto, Jln. Magelang-Mlati-Sleman, Jumat, 16/10/2020.
Menghadirkan 3 pembicara dengan latar belakang pelayanan yang beragam dari aktifis keumatan, praktisi profesional dan Perguruan Tinggi, diantaranya : Ketua DPW MUKI DIY, Albert Yusuf Langke, M. Th., dengan Topik, Sinergi Ormas MUKI & Lembaga-Lembaga, Kristen., Kusuma Adinugroho, MDM, Direktur EduKlab International Indonesia, dengan topik Penguatan Kelembagaan Ormas MUKI., dan Ir. Hendry Feriadi, M. Sc, Ph. D, Rektor UKDW Yogyakarta, dengan topik, membangun kemitraan Ormas Kristen dan Penerintah., Moderator, Yupiter Ome, Sekwil DPW MUKI DIY, Ketua Yayasan Charista-STAK Teruna Bhakti Yogyakarta, dan Dewan Pendiri STAK Negeri Yogyakarta.
Kegiatan Rapat Koordinasi dibuka oleh Kasub. Bidang Organisasi Masyarakat, Badan Kesbangpol DIY, Drs. Petrus Suwantaka,M.Si., dihadiri perwakilan Pengurus DPW, DPD MUKI Kab/Kota se DIY, dengan jumlah terbatas (30 orang peserta) dengan menerapkan SOP protocol Covid-19, hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 77 tentang penerapan protocol covid-19, kegiatan dipantau oleh gugus tugas covid-19, Kecamatan Melati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam sambutan pembukaan, Kasub. Bidang Organisasi Masyarakat Badan Kesbangpol DIY, mengatakan, sesuai UU Nomor 17/tahun 2013, dan perubahan UU Nomor 16/tahun 2017, tentang Ormas yang mengatur tentang fungsi, tujuan dan kewajiban juga tentang larangan kegiatan Ormas, yaitu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan Organisasi Masyarakat, hal yang tidak boleh dilakukan Ormas diantaranya, terkait pengumpulan dana yang diperuntukkan untuk Parpol, melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi kewenangan aparatur negara.
Ormas perlu menjaga existensinya, yaitu konsisten terhadap kepentingan organisasi yang sudah dirumuskan dalam AD/ART, hal ini perlu dipahami oleh seluruh organ Organisasi, karena tujuan pendirian ormas untuk berpartisipasi dalam pembangunan Nasional dan Daerah, guna mewujudkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia , berdasarkan Pancasila dan UUD’45.
Sementara itu, Ketua DPW MUKI dalam pemaparannya mengatakan anggota MUKI disemua tingkatan perlu memahami arah kebijakan dan program Organisasi yang telah digariskan dalam AD/ART serta pelaksanaan program kerja yang terencana dan terukur.
Tampil sebagai pembicara kedua, Kusuma Adinugroho, MDM, menyampaikan beberapa contoh praktis dalam organisasi ,bahwa organisasi memiliki siklus hidup, yaitu lahir, tumbuh-stabil-menurun-redefenisi-stabil atau mati, juga memberikan pemahaman tentang kesalahan umum dalam membangun organisasi, meliputi jumlah pengurus yang terlalu besar namun program terlalu kecil, kapasitas pengurus terlalu kecil dan tidak mampu, perpecahan dalam internal organisasi, pengurus tidak solid dan konflik kepentingan, organisasi tidak memiliki analisis SWOT dan tidak adanya pembinaan secara berkelanjutan, ujar Direktur EduKlab.
Sedangkan Rektor UKDW Yogyakarta, dalam makalahnya mengatakan bahwa saat ini kita menghadapi doble disruption yaitu disrupsi akibat covid-19, dan disrupsi teknologi. Hal lainnya adalah bahwa Ormas MUKI harus terbuka diluar sekat-sekat agama karena fanatisme dan militanisme pada pemahaman agama yang sempit terbukti mengancam kebhinekaan dan NKRI.
Ormas perlu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, maka diperlukan platform digital dalam membangun organisasi, demikian halnya dalam melakukan pendekatan kepada generasi milenial dengan cara dan budaya yang bercirikan budaya Virtual, Instan dan global, sehingga anak muda dapat memahami berbagai hal diluar komunitasnya dan terlibat dalam pergumulan gereja dan lembaga-lembaga Kristen, karena mereka adalah kader pemimpin dimasa depan. pungkasnya.
Penulis: Yupiter Ome (Sekretaris DPW MUKI YOGYAKARTA)
Editor: MZ
