Tinggal beberapa saat lagi, tahun
dua ribu dua puluh dua berakhir. Bagi
pembaca, Tuhan masih memberi kesempatan hidup.Nyawa, jiwa dan roh belum
bergeser dari tubuh.
''Hidup Adalah Kesempatan'' demikian judul sebuah lagu. Lagu begitu populer dan penuh makna. Kami kutip sebagian lirik nya:
Hidup ini adalah Kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan
beri
Hidup ini hanya sementara
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selama aku masih kuat
Suatu saat aku tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
Kami mencoba buat evaluasi
perjalanan hidup kita sepanjang tahun dua ribu dua puluh dua dengan dasar lirik
lagu tersebut.
"Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri"
Apakah kita sia-siakan waktu yang
Tuhan beri? Kata sia-sia semacam hampa dan tak
berguna. Padahal waktu yang Tuhan beri
dapat dipakai berguna buat orang lain. Atau berguna untuk diri sendiri
seperti kata pepatah waktu itu adalah uang. Mari kita bertanya pada diri kita
sendiri. Bersamadi dan mengheningkan diri sejenak.
Biarkan Tuhan dan kita sendiri yang tahu jawabannya.
"Hidup ini hanya sementara".
Nyawa merupakan misteri Tuhan tiada yang tahu bila waktu Tuhan
mencabut nyawa manusia. Nyawa tidak abadi, tidak kekal.
Hanya sementara nyawa bersama dalam tubuh kita. Usia juga sebuah angka dan bukan
menjadi ukuran. Setiap saat manusia siap menunggu jemputan.
"Oh Tuhan pakailah hidupku".
Kadang-kadang kita tidak sadar, bahwa sesungguhnya Tuhan berkenan memakai hidup kita. Tinggal tunggu kemauan kita,
apakah siap dipakai ? Dipakai menjadi saluran berkat dan berguna bagi umat
manusia.
"Selama aku masih kuat. Suatu
saat aku tak berdaya".
Di dalam dunia fana ini, ada masanya hidup sehat/kuat dan ada masanya tidak sehat/tak berdaya. Kita dituntut dalam masa hidup mumpung masih sehat/kuat untuk berbuat kebajikan dan menjadi saluran berkat. Karena ada masanya kita tak berdaya lagi.
Mari kita tutup tahun ini, dan
buka tahun baru dua ribu dua puluh tiga dengan semangat:
Hidup ku akan menjadi saluran
berkat.
A m e n.