logo
Back to List
Artikel

Memaknai Esensi Rekonsiliasi

thumbnail

Banyak yang mengharapkan supaya rekonsiliasi segera terlaksana, tidak sedikit pula yang menulis betapa pentingnya memulihkan kondisi bangsa saat ini melalui jalan rekonsiliasi. Secara umum penulis sepakat dengan terjadinya jalinan komunikasi yang baik antara pasangan calon, Tetapi perihal rekonsiliasi yang saat ini sering di katakan oleh masyarakat,  penulis masih berusaha menerjemahkannya karena esungguhnya penulis menganggap bahwa rekonsiliasi telah terjadi.

Menilik kepada defenisi rekonsiliasi, Jika merujuk kepada pengertian dari rekonsiliasi maka yang menjadi pengertian dari rekonsiliasi tersebut dalam kamus bahasa indonesia adalah perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula. Tentunya defenisi ini cukup untuk menjadi alasan bahwa sesungguhnya Jokowi dan Prabowo dalam konteks pemilihan presiden 2019 telah terjadi rekonsiliasi apalagi setelah selesainya digelar persidangan di Mahkamah Konstitusi terkait sengketa hasil pemilu.

Jika kita lihat kronologi hingga pada saat pembacaan pidato oleh Jokowi dan Prabowo mengenai tanggapan terkait hasil sengketa pemilu di mahkamah  adalah ketika KPU sebagai penyelenggara pemilu  telah mengumumkan hasil perolehan suara untuk pilpres, selanjutnya Prabowo belum puas  dengan hasil pengumun  dari penyelenggara pemilu tersebut akhirya badan pemenangan Prabowo Sandi membawanya ke Mahkamah Konstitusi atau menempuh ketidak puasan tersebut dengan jalur konstitusional.

Di jalur konstituonal pun Mahkamah Konstitusi menolak dalil yang di ajukan oleh tim kuasa hukum pemohon, sehingga tidak ada lagi suatu upaya hukum lain yang akan bisa di tempuh oleh Prabowo Sandi.  Dalam merespon putusan Mahkamah Konstitusi tersebut pun prinsipal dari pemohon yaitu calon presiden  dari koalisi adil makmur yang menyatakan bahwa keputusan tersebut sangat mengecewakan kubu 02, namun patuh akan konstitusi yang berlaku, dan menyatakan menghormati hasil keputusan mahkamah konstitusi tersebut.

Berkaitan dengan rekonsiliasi

Secara umum kedua belah pihak belum ada yang memberikan sinyal untuk memulai rekonsiliasi termasuk pasangan yang dikatakan seagai pemenang, jika defenisi rekonsiliasai di perluas maknanya dan bukan hannya dalam batasan hubungan persahabatan seperti semula. Hal ini terlihat dari pidato Jokowi perihal keputusan mahkamah tidak menyebut nama Prabowo dalam pidatonya.

Padahal sangat tepat momentumnya seandainya  pidato kemenangan dari Jokowi diselipkan apresiasi atas jalur yang ditempuh oleh Prabowo dalam muatan pidato Jokowi dan Publik akan semakin mencintai presiden petahana tersebut. Tetapi sepertinya presiden terpilih belum menggunakan momentum tersebut, namun Prabowo pun tidaklah juga memberi ucapan selamat kepada Jokowi sebagai pemenang dalam pemilihan presiden yang telah selesai dilaksanakan, hingga putusan dari Mahkamah Konstitusi.

Sikap elit kita saat ini memang Berbeda misalnya dengan Hillary Clinton pada tahun 2016 lalu ketika berhadapan dengan Donal Trump  dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Padahal pemilihan tersebut adalah sesuatu yang diluar prediksi. Hal ini dikarenkan Survei pada umumnya memposisikan Hillary Clinton sebagai pemenang, tetapi kenyatraan dilapangan Donal Trump lah yang menjadi presiden dan kenyataan ini mampu membalikkan prediksi lembaga survey.

Meskipun hasil tak terduga terjadi kepada Hillary Clinton tetapi ibu negara Amerika Serikat ini mampu untuk bersikap baik menerima keputusan dari hasil pemilihan kala itu.  apa hal yang bisa kita liat dari hal tersebut, bahwa pada saat hasil quick kount menyatakan bahwa Hillary kalah maka yang disampaikan adalah bisa dirangkum setidaknya dalam tiga point utama diantaranya adalah ucapan terimakasih kepada pendukungnya, kemudian ucapan selamat kepada presiden terpilih Donal Trump dan ketiga membuka diri untuk kerja sama dengan pemenang.

Berbeda halnya dengan yang ditunjukkan oleh pasangan calon presiden kita  saat ini, dimana yang terucap dari pasangan calon yang menang dan kalah adalah hannya bagian yang pertama saja dari yang di ucapkan oleh Hillary yaitu ucapan terimakasih kepada pendukung, padahal seseorang tidak akan keluar sebagai pemenang jika tidak ada laawan bertanding. Artinya sebenarnya sangat penting untuk memberi apresiasi atau setidaknya merangkul rival pasca keputusan telah di terima oleh pemenang.

Jokowi tinggal menunggu pelantikan saja untuk menjadi presiden dalam periode kedua, hal ini secara tidak langsung memberikan makna lain bahwa yang saat ini sebagai warisan pemilihan presiden adalah koalisi dari antara yang kalah dan menang. Kemudian tentunya pertanyaan selanjutnya adalah Koalisi ini akan dibagaimanakan? Ternyata tidak lama setelah pembacaan putusan dari mahkamah konstitusi dalam rentang waktu 1 x 24 jam, para sekjen partai koalisi menyatakan tugas koalisi berhenti alias di bubarkan.

Tentunya dalam pemerintahan seperti Indonesia sangat tidak enak berada diluar pemerintahan atau dikenal dengan istilah oposisi, hal ini berkaitan dengan tidak adanya yang akan di kelolah selain daripada mengkritisi pemerintahan yang sedang berjalan, sehingga seringkali anggota koalisi seiring berjalannya waktu bubar tidak lama setelah pelantikan di gelar, bahkan sebelum pelantikan pemenang pun koalisi sudah terlihat renggang contohnya adanya satire di internal koalisi.

Penulis: [Master P.  Batubara]

profil
bayu admin
Published at 17 Jul 2019
Bagikan Artikel facebook-icon facebook-icon
Komentar 0

Artikel Lainnya

thumbnail
Rapat Persiapan Akhir Panitia Pendidikan Kader MUKI
Kegiatan TOT bagi pa...
Selengkapnya 11 Sep 2020
thumbnail
Peradaban Gotongroyong
Sejarah umat manusia adalah...
Selengkapnya 18 Mar 2020
thumbnail
Pilkada
09 Desember 2020, di...
Selengkapnya 09 Dec 2020
thumbnail
Waktu Terbaik dalam Hidup
Ini kisah seorang pria yang...
Selengkapnya 09 Aug 2019